Oleh: Mohammad Adlany

Fana
dalam makna leksikalnya adalah ketiadaan dan kehancuran. Dan lawan dari
fana adalah baqa, abadi, dan tetap ada. Seperti Tuhan termasuk kategori
abadi dan baqa, sementara selain-Nya atau seluruh makhluk digolongkan
ke dalam ketiadaaan, kehancuran, dan fana. Kata fana digunakan dalam
al-Quran, walaupun sebagian dari derivatnya yang diaplikasikan,
seperti: “Segala sesuatu akan hancur dan yang tinggal wajah Tuhanmu,”
Tuhan dalam ayat ini meletakkan kata “
fanin” (hancur) berhadapan dengan kata “
yabqa”
(yang tetap, yang tinggal, dan abadi), yang bermakna bahwa hanya
Tuhanlah yang selamanya ada dan baqa, sementara segala sesuatu
selain-Nya adalah hancur dan sirna.
Sedangkan fana dalam makna
gramatikalnya adalah tidak memandang, tidak memperhatikan, dan tidak
menyaksikan keberadaannya sendiri. Yang pasti hal ini tidak berarti
asing terhadap dirinya sendiri, namun lebih bermakna bahwa seseorang
yang hadir di sisi Tuhan sama sekali tidak melihat eksistensi dirinya
sendiri dan dia meniadakan segala sesuatu selain-Nya di dalam hatinya.
Continue reading →
Tidak ada komentar:
Posting Komentar