Kamis, 29 Maret 2012

Jalan Menuju Kesempurnaan

Oleh: Mohammad Adlany
Tema di atas bisa dipaparkan dalam empat bagian, yaitu: a. Definisi dari kata “sempurna” dan perbedaannya dengan kata “terpenuhi” dan “berkembang”; b. Kesempurnaan manusia; c. Kesempurnaan manusia dari perspektif Islam; dan d. Jalan menuju kesempurnaan.
  1. Definisi kata “sempurna” dan perbedaannya dengan kata “terpenuhi” dan “berkembang”.
Kata “sempurna” kadangkala diartikan dengan makna yang sinonim dengan kata “terpenuhi”, dan kadangkala dengan pengertian selain itu, namun bagaimanapun, lawan kata keduanya adalah “kurang”, sebagaimana halnya lawan kata “terpenuhi” adalah “kurang”.
Yang dimaksud dengan kesempurnaan adalah murni aktual (segalanya ada secara aktual), ketiadaan potensi atau keberadaan sifat-sifat yang mesti dimiliki oleh sesuatu. Kesempurnaan adalah kepemilikan segala hal yang mungkin dan layak untuk dimiliki oleh sesuatu. Dengan perkataan lain, kesempurnaan adalah titik akhir dan tingkatan akhir setiap sesuatu, atau keberadaan sifat-sifat yang niscaya dimiliki oleh sesuatu, dan persoalan-persoalan lain dalam batasan yang penting dan bermanfaat untuk sampai pada kesempurnaan hakikinya akan menjadi “kesempurnaan awal” dan “pengantar kesempurnaan” baginya.[1] Continue reading

Tidak ada komentar:

Posting Komentar