Kamis, 29 Maret 2012

Bahasa Mistisisme dan Metamistisime (Terakhir)

Oleh: Mahdi Hairi Yazdi 
Pendahuluan
Dalam filsafat linguistik modern, sebuah upaya penting telah dilakukan untuk membedakan metabahasa (metalanguage) dari bahasa obyek (obyek language). Misalnya, jika saya menulis sebuah buku dalam bahasa Inggris tentan gramatika bahasa Jerman, maka bahasa Inggris menjadi metabahasa dan bahasa Jerman menjadi bahasa obyek yang dibicarakan dalam bahasa Inggris.
Dalam hal ini, bahasa Inggris, yang berfungsi sebagai metabahasa, mengambil bahasa Jerman sebagai obyek. Metabahasa akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang obyeknya, dan kemudian berupaya untuk menjawabnya secara sistematis. Dalam kenyataannya, bahasa Jerman hanya akan menjadi bahasa obyek jika ada suatu metabahasa yang mengambil bahasa Jerman sebagai obyek perbincangan. Jika saya menulis sebuah buku tentang tata bahasa Inggris dengan menggunakan bahasa Inggris, maka bahasa Inggris menjadi metabahasa sekaligus bahasa obyek. Tentu saja, ini bisa hanya jika bahasa obyek tersebut memiliki sarana ungkapan yang cukup kaya untuk berbicara tentang dirinya sendiri. Continue reading

Tidak ada komentar:

Posting Komentar