Dalam buku tipis ini memang tidak tertulis siapa yang menerbitkannya. Mungkin hal itu sudah tak terlalu penting lagi buat penulis Khaerussalam untuk memberitahu penerbitnya kepada pembaca. Karena mulai sekarang, yang utama adalah fokus kepada pesan apa yang sedang ia sampaikan.Isinya tentang perjalanan hidup seorang Wali yang cukup tenar di selatan Jawa Barat. Mungkin bagi mereka yang tidak terlalu mempedulikan orang-orang terdahulu atas jasa-jasanya membangun peradaban, maka mungkin tak akan pernah mengenal sosok gigih bernama Syekh Haji Abdul Muhyi Waliyullah Pamijahan. Tapi, buat orang-orang Tasikmalaya yang religius pasti tidak asing lagi dengan tokoh yang lahir di Mataram sekitar tahun 1650 itu.Buku ini secara singkat mencoba untuk menelusuri perjuangan sang Syekh. Dimulai dari beliau menimba ilmu sampai membentuk komunitas di dusun Pamijahan, sebuah Ibu Kota desa di daerah Kecamatan Bantarkalong, Tasikmalaya, provinsi Jawa Barat yang kerap dijadikan tempat ziarah sampai masa kini. Ya, dari rangkaian perjuangannya menyebarkan Islam di tanah Jawa Barat memang cukup terbilang dahsyat. Torehan aktifvitas yang beliau lakukan cukup meyakinkan penduduk yang sebelumnya belum memeluk agama Islam. Sepak terjangnya juga mampu menghipnotis orang-orang yang sebelumnya tak beragama untuk berpaling menjadi muslim sejati.Lainnya, kita juga diberi kabar silsilah keturunan sang Syekh. Ternyata, dari turunan ibunda beliau, Syekh Haji Abdul Muhyi Waliyullah Pamijahan adalah cucu ke-27 dari baginda Nabi Muhammad SAW. (muluk)
Dalam buku tipis ini memang tidak tertulis siapa yang menerbitkannya. Mungkin hal itu sudah tak terlalu penting lagi buat penulis Khaerussalam untuk memberitahu penerbitnya kepada pembaca. Karena mulai sekarang, yang utama adalah fokus kepada pesan apa yang sedang ia sampaikan.Isinya tentang perjalanan hidup seorang Wali yang cukup tenar di selatan Jawa Barat. Mungkin bagi mereka yang tidak terlalu mempedulikan orang-orang terdahulu atas jasa-jasanya membangun peradaban, maka mungkin tak akan pernah mengenal sosok gigih bernama Syekh Haji Abdul Muhyi Waliyullah Pamijahan. Tapi, buat orang-orang Tasikmalaya yang religius pasti tidak asing lagi dengan tokoh yang lahir di Mataram sekitar tahun 1650 itu.Buku ini secara singkat mencoba untuk menelusuri perjuangan sang Syekh. Dimulai dari beliau menimba ilmu sampai membentuk komunitas di dusun Pamijahan, sebuah Ibu Kota desa di daerah Kecamatan Bantarkalong, Tasikmalaya, provinsi Jawa Barat yang kerap dijadikan tempat ziarah sampai masa kini. Ya, dari rangkaian perjuangannya menyebarkan Islam di tanah Jawa Barat memang cukup terbilang dahsyat. Torehan aktifvitas yang beliau lakukan cukup meyakinkan penduduk yang sebelumnya belum memeluk agama Islam. Sepak terjangnya juga mampu menghipnotis orang-orang yang sebelumnya tak beragama untuk berpaling menjadi muslim sejati.Lainnya, kita juga diberi kabar silsilah keturunan sang Syekh. Ternyata, dari turunan ibunda beliau, Syekh Haji Abdul Muhyi Waliyullah Pamijahan adalah cucu ke-27 dari baginda Nabi Muhammad SAW. (muluk)
Dalam buku tipis ini memang tidak tertulis siapa yang menerbitkannya. Mungkin hal itu sudah tak terlalu penting lagi buat penulis Khaerussalam untuk memberitahu penerbitnya kepada pembaca. Karena mulai sekarang, yang utama adalah fokus kepada pesan apa yang sedang ia sampaikan.
Isinya tentang perjalanan hidup seorang Wali yang cukup tenar di selatan Jawa Barat. Mungkin bagi mereka yang tidak terlalu mempedulikan orang-orang terdahulu atas jasa-jasanya membangun peradaban, maka mungkin tak akan pernah mengenal sosok gigih bernama Syekh Haji Abdul Muhyi Waliyullah Pamijahan. Tapi, buat orang-orang Tasikmalaya yang religius pasti tidak asing lagi dengan tokoh yang lahir di Mataram sekitar tahun 1650 itu.
Buku ini secara singkat mencoba untuk menelusuri perjuangan sang Syekh. Dimulai dari beliau menimba ilmu sampai membentuk komunitas di dusun Pamijahan, sebuah Ibu Kota desa di daerah Kecamatan Bantarkalong, Tasikmalaya, provinsi Jawa Barat yang kerap dijadikan tempat ziarah sampai masa kini. Ya, dari rangkaian perjuangannya menyebarkan Islam di tanah Jawa Barat memang cukup terbilang dahsyat. Torehan aktifvitas yang beliau lakukan cukup meyakinkan penduduk yang sebelumnya belum memeluk agama Islam. Sepak terjangnya juga mampu menghipnotis orang-orang yang sebelumnya tak beragama untuk berpaling menjadi muslim sejati.
Lainnya, kita juga diberi kabar silsilah keturunan sang Syekh. Ternyata, dari turunan ibunda beliau, Syekh Haji Abdul Muhyi Waliyullah Pamijahan adalah cucu ke-27 dari baginda Nabi Muhammad SAW. (muluk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar